Senin, 28 Oktober 2019

Sumpah Pemuda

Nama: Tri Ananda
NIM: 1951140005
Mata Kuliah: Fonologi Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Dr. Mahmudah, M. Hum
Tugas individu 7

Dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 2019, saya membuat karya berupa puisi dengan tema "Bersatu Kita Maju"


Sabda Generasi

Pada sumpah di bulan Oktober
Telah kutuliskan sajak untuk pemuda
Agar teriakkan makna persatuan bangsa
Untuk Indonesia tercinta

Dari kaki langit memandang Ibu Pertiwi
Takkan kubiarkan engkau menangis, katanya
Akan kulestarikan perjuanganmu, serunya
Jiwa raga kupersembahkan untukmu, janjinya

Bumi Pertiwi tempat berpijak
Menyuarakan aspirasi bangsa
Lewat pemuda perkasa
Bersatu kita maju bersama

Kini zaman berevolusi
Setapak langkah merakit asa
Saling menggenggam melangkah bersama
Mengguncang dunia dengan karya anak bangsa


Makassar, 28 Oktober 2019


~Ananda.T

Rabu, 23 Oktober 2019

Linguistik Jenis Morfem

Nama : Tri Ananda
NIM         : 1951140005
Mata Kuliah : Pengantar Linguistik Umum
Dosen Pengampu : Dr. Mahmudah, M.Hum

Tugas Individu 5

Menganalisis dua korpus pada skripsi berdasarkan jenis morfem
Korpus data:
Bahasa merupakan alat yang dipakai untuk menyampaikan `keinginan` manusia maupun perasaan yang dihadapi manusia.
Karangan merupakan salah satu `wujud` bahasa tulis.


1. Morfem Bebas dan Morfem Terikat

Bahasa merupakan alat yang dipakai untuk menyampaikan keinginan manusia maupun perasaan yang dihadapi manusia.

Pada korpus  `keinginan` tidak termasuk morfem bebas karena terdiri dari lebih dari satu morfem yakni {ke+ingin+an}. Sedangkan dalam morfem terikat korpus `keinginan` merupakan morfem terikat karena tidak bisa berdiri sendiri dan terikat dengan morfem {ke-} dan {-an}.

Karangan merupakan salah satu wujud bahasa tulis.

Pada korpus `wujud` meupakan morfem bebas karena terdiri dari satu morfem. Sedamgkan pada morfem terikat korpus `wujud` tidak termasuk karena dapat berdiri. Namun, korpus tersebut berpotensi kedalam morfem terikat

2. Morfem Akar dan Non Akar

Dari kedua korpus tersebut tidak ada yang termasuk kedalam morfem akar ataupun non akar.

3. Morfem Akar dan Morfem Dasar

Bahasa merupakan alat yang dipakai untuk menyampaikan keinginan manusia maupun perasaan yang dihadapi manusia.

Dari analisis morfemis, dapat dikatakan bahwa bentuk `keinginan` dari bentuk {ke-} + {ingin} + {-an}. Bentuk dasarnya adalah ingin. Sedangkan pada korpus `keinginan` tidak termasuk kedalam morfem akar.

Karangan merupakan salah satu wujud bahasa tulis.

Dari analisi morfemis, dapat dikatakan bahwa korpus `wujud` termasuk morfem dasar tetapi tidak termasuk kedalam morfem akar.

4. Morfem Inti dan Morfem yang Bukan Inti

Bahasa merupakan alat yang dipakai untuk menyampaikan keinginan manusia maupun perasaan yang dihadapi manusia.

Pada korpus `keinginan` dapat dikatakan bahwa bentuk `inti` termasuk morfem inti, sedangkan morfem {ke+...+an} termasuk morfem bukan inti.

Karangan merupakan salah satu wujud bahasa tulis.

Pada korpus `wujud` dapat dikatakan morfem inti dan tidak memiliki morfem terikat.

5. Morfem Pangkal dan Morfem Sisi

Bahasa merupakan alat yang dipakai untuk menyampaikan keinginan manusia maupun perasaan yang dihadapi manusia.

Dilihat dari bentuk `keinginan` , maka dapa dikatakan bahwa bentuk `ingin` adalah morfem pangkal, sedangkan morfem {ke-...-an} termasuk morfem sisi.

Karangan merupakan salah satu wujud bahasa tulis.

Pada korpus `wujud` dikatakan morfem pangkal tetapi tidak termasuk morfem sisi.

6. Morfem yang Urutannya Sama dan yang Urutannya Berbeda

Bahasa merupakan alat yang dipakai untuk menyampaikan keinginan manusia maupun perasaan yang dihadapi manusia.

Pada korpus `keinginan` tidak termasuk kedalam urutan sama dan urutan berbeda.

Karangan merupakan salah satu wujud bahasa tulis.

Pada korpus`wujud` tidak termasuk kedalam urutan sama dan urutan berbeda.


7. Morfem yang Saling Mengecualikan

Bahasa merupakan alat yang dipakai untuk menyampaikan keinginan manusia maupun perasaan yang dihadapi manusia.

Bentuk `keinginan` tanpa kehadiran {ke-}, bentuk `inginan` tidak berfungsi sebagai ujaran. Sedangkan tanpa kehadiran {-an}, bentuk  `keingin` tidak berfungsi sebagai ujaran.jadi morfem {ke-} dan {-an} tidak termasuk morfem yang saling mengecualikan.

Karangan merupakan salah satu wujud bahasa tulis.

Korpus `wujud` tidak termasuk morfem saling mengecualikan.

8. Morfem yang Saling Mewajibkan.

Bahasa merupakan alat yang dipakai untuk menyampaikan keinginan manusia maupun perasaan yang dihadapi manusia.

Pada bentuk `keinginan` . tanpa kehadiran {ke-}, akhiran {-an} tak dapat berfungsi apa-apa. Sebaliknya tanpa kehadiran {-an}, awalan {ke-} tak dapat berfungsi apa-apa.

Karanagn merupakan salah satu wujud bahasa tulis.

Tidak termasuk morefem saling mewajibkan.

9. Morfem Wajib dan Morfem Tidak Wajib

Bahasa merupakan alat yang dipakai untuk menyampaikan keinginan manusia maupun perasaan yang dihadapi manusia.

Bentuk `keinginan` tidak termasuk morfem wajib dan tidak wajib.

karangan merupakan salah satu wujud bahasa tulis.

Bentuk `wujud` tidak termasuk morfem wajib tetapi termasuk morfem tak wajib.

10. Morfem Tertutup dan Morfem Terbuka.

Bahasa merupakan alat yang dipakai untuk menyampaikan keinginan manusia maupun perasaan yang dihadapi manusia.

Bentuk `keinginan` tidak termasuk morfem tertutup dan terbuka.

Karangan merupakan salah satu wujud bahasa tulis.

Bentuk `wujud` tidak termasuk morfem tertutup dan terbuka.

11. Morfem Jenis Lain

Bahasa merupakan alat yang dipakai untuk menyampaikan keinginan manusia maupun perasaan yang dihadapi manusia.

Bentuk `keinginan` tidak termasuk morfem jenis lain.

Karangan merupakan salah satu wujud bahasa tulis.

Bentuk  `wujud` tidak termasuk morfem jenis lain.






tugas 6 Fonologi Fonem Vokal

Nama                      : Tri Ananda
NIM                         : 1951140005
Mata Kuliah          : Fonologi Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Dr. Mahmudah, M. Hum.
Tugas Individu 6

Realisasi Fonem Bahasa Indonesia
Fonem Vokal
No.
Fonem
Alofon
Keterangan
Korpus data
5.
/ o /
[o]
Jika beronset, tidak berkoda, dan tidak diikuti oleh suku yang beralofon [O]
·         [#con+toh#]     `contoh`
·         [#po+la#]     `pola`


[O]
Jika beronset dan berkoda
·         [#bO+dOh#]     `bodoh`
·         [#mO+del#]     `model`


[?o]
Jika tidak beronset dan suku awal
·         [?o+leh#]     `oleh`
·         [?o+rang#]     `orang`



Jika diikuti oleh suku yang beralofon [O]

·         [#pO+kO?k#]     `pokok`
·         [#pO+hO?n#]     `pohon`


[?O]
Jika tidak beronset
·         [#?Ob+je?k#]     `objek`
·         [#?O k+num#].    `oknum`









Minggu, 06 Oktober 2019

prosedur analisis fonem


Nama: Tri Ananda
NIM: 1951140005
Kelas: Sasindo A
Mata Kulia: Fonologi Bahasa Indonesia
Tugas Individu 5

Prosedur Analisis Fonem

Pertama, mencatat korpus data setepat mungkin dalam transkripsi fonetis.

1)      [#bu+ku#]                                          `buku`
2)      [#me+ma+sok#]                                `memasok`
3)      [#me+ner+bang+kan#]                      `menerbangkan`
4)      [#me+nen+dang#]                             `menendang`
5)      [#ka+pal#]                                         `kapal`
6)      [#bo+la#]                                           `bola`
7)      [#ha+rus#]                                         `harus`
8)      [#mem+be+ri#]                                 `memberi`
9)      [#ben+tuk#]                                      `bentuk`
10)   [#ha+di+ah#]                                    `hadiah`

Kedua, mencatat bunyi yang ada dalam korpus data ke dalam peta bunyi.

·         Bunyi Vokoid


Depan
Tengah
Belakang
Tinggi
u
e
u
Agak Tinggi
o
i
i
Agak Rendah
-
-
-
Rendah
a
-
a








Bilabial
Labio dental
Dental
Alveolar
Palato-alveolar
Palatal
Velar
Glotal
Plosif
m







Afrikatif








Frikatif

s

s



h
Lateral



l




Tril 



r




Flap








Nasal
m


n

ɳ


Semivokal









Ketiga, memasangkan bunyi-bunyi yang dicurigai karena mempunyai kesamaan fonetis.
1.       [m] – [n]
2.       [l] – [r]

Keempat , mencatat bunyi-bunyi selebihnya karena tidak mempunyai kesamaan fonetis.
[s], [ɳ ], dan [h]

Kelima, mencatat bunyi-bunyi yang berdistribusi komplementer.
[m]
1. [me+ner+bang+kan]          `menerbangkan`
2. [me+nen+dang].                 `menendang`
3. [me+ma+sok].                      `memasok`
4. [mem+be+ri].                        `memberi`
[m] sebagai onset silaba

Keenam, mencatat bunyi-bunyi yang bervariasi bebas.
Golongan 1
1. [me+ner+bang+kan]          `menerbangkan`
2. [me+nen+dang].                 `menendang`
3. [me+ma+sok].                      `memasok`
[m] sebagai onset silaba dalam kata-kata golongan 1

Ketujuh, mencatat bunyi-bunyi yang berkontras dalam lingkungan yang sama (identis).
Tidak ditemukan pada korpus data.

Kedelapan, mencatat bunyi-bunyi yang berkontras dalam lingkungan yang mirip (analogis).
Tidak ditemukan pada korpus data.

Kesembilan, mencatat bunyi-bunyi yang berubah karena lingkungan.
[b] : Plosif, velar mati
1. [#bu-ku#].  `buku`
2. [#bo+la#]    `bola`
[b] jika diikuti oleh depan

Kesepuluh, mencatat bunyi-bunyi dalam inventori fonetis dan fonemis, condong menyebar  secara simetris.
Tidak ditemukan pada korpus data

Kesebelas, mencatat bunyi-bunyi yang berfluktuasi.
Tidak ditemukan pada korpus data

Keduabelas, mencatat bunyi-bunyi selebihnya sebagai fonem tersendiri.
Bunyi [s] dan [h]. Bunyi tersebut dianggap fonem tersendiri, yaitu /s/  dan /h/